YUU…
Kawan kita liat rumah asal Sulawesi selatan ..
" RUMAH ADAT SULAWESI SELATAN "
Rumah Adat Tongkonan
Rumah adat khas Toraja oleh
masyarakat setempat diberi sebutan khusus yaitu Tongkonan. Tongkonan termasuk
rumah adat yang dipercaya mengandung unsur magis sehingga tidak sembarangan orang
dapat membangun rumah ini tanpa melalui persyaratan-persyaratan khusus. Hal ini
sekaligus satu bentuk kearifan lokal dari ciri tradisi yang benar-benar sarat
akan makna dan historis bagi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan
lokal. Tak heran jika rumah adat Toraja serta budaya daerah lainnya sampai
sekarang tetap menjadi tujuan wisata bagi wisatawan lokal maupun asing.
Denah rumah adat Sulawesi selatan – rumah tongkonan
Tampak potongan rumah Tongkonan
Tampak depan
Tampak samping
Tampak belakang
Desain Rumah Adat Tongkonan
Rumah adat Toraja atau tongkonan
mempunyai ciri unik yaitu terbuat dari 100% material kayu yang berbentuk
panggung serta atap dilapisi ijuk berwarna hitam dengan desain melengkung
menyerupai bentuk perahu telungkup. Pada kolong rumah umumnya digunakan untuk
kandang kerbau sehingga atap rumah yang didesain melengkung sering disebut
seperti tanduk kerbau. Sekilas rumah adat ini lebih mirip rumah gadang di
Sumatera. Rumah Tongkonan biasanya berdiri berjajar mengarah ke utara. Rumah
yang mengarah ke utara terutama bentuk atap yang meruncing keatas sekaligus
melambangkan para leluhur masyarakat Toraja yang dipercaya berasal dari arah
utara. Jadi jika adal penduduk yang meninggal mereka percaya arwahnya akan
berkumpul dengan leluhur mereka di utara.
Berdasarkan sejarah yang diperkuat
oleh penelitian arkeologis, orang asli Toraja sebenarnya berasal dari kepulauan
Yunan, China. Para pendatang dari negeri seberang ini lalu berkulturasi dengan
orang pribumi Sulawesi Selatan. Kata “Tana” berarti “negeri”, sedangkan
“Toraja” berasal dari dua kata “Tau” (artinya orang), serta “Maraya” (artinya
bangsawan/orang besar). Perpaduan dua kata tersebut memiliki makna lokasi
bermukimnya suku Toraja untuk kemudian terkenal dengan Tana Toraja.
Sementara itu kata Tongkonan berasal
dari kata Tongkon (artinya menduduki/tempat duduk). Dalam hal ini arti tempat
duduk berasal dari kebiasaan bangsawan Toraja yang sering duduk di Tongkonan
untuk bermusyawarah. Rumah adat khas Sulawesi Selatan ini memiliki fungsi
sosial serta tingkatan-tingkatan budaya di masyarakat. Pada awalnya rumah ini
hanya digunakan sebagai pusat pemerintahan serta lambang kekuasaan adat.
Seiring berjalannya waktu rumah adat ini semakin berkembang mengikuti kehidupan
sosial budaya pada masyarakat Toraja Sulawesi Selatan.
Foto-foto rumah adat Sulawesi selatan
Struktur
rumah adat Sulawesi selatan- rumah Tongkonan
Masyarakat asli Toraja mempercayai bahwa rumah
Tongkonan sebagi Ibu, sementara lumbung padi (alang sura) dipercaya sebagai
Bapak. Selain sebagai rumah tinggal, fungsi utama dari Tongkonan sebenarnya
adalah untuk upacara adat, melakukan aktivitas sosial sekaligus mempererat
jalinan kekerabatan atau silaturahmi. Struktur interior rumah adat Toraja terdiri dari 3 bagian yaitu
bagian utara, bagian tengah, dan bagian selatan.
- Bagian utara.
Ruangan bagian utara disebut Tangalok berfungsi untuk ruang tamu, kamar tidur
anak, dan untuk meletakkan persembahan atau sesaji.
- Bagian tengah.
Ruangan bagian tengah disebut Sali berfungsi untuk ruang keluarga, dapur, ruang
makan, dan meletakkan orang mati.
- Bagian selatan.
Ruangan bagian selatan disebut Sumbung berfungsi sebagai ruangan khusus kepala
keluarga, namun dipercaya ruangan ini merupakan sumber penyakit.
Filosofi rumah adat Tongkonan
SUASANA masih pagi. Ketika kabut
perlahan menghilang di sebuah bukit kecil samar-samar mulai nampak atap dari
bangunan kecil. Ujung atapnya tampak seperti tanduk kerbau namun tak seruncing
aslinya. Atap tersebut bukan lagi terbuat dari alang-alang seperti bangunan
aslinya tetapi sudah tergantikan dengan seng. Bangunan dengan atap meruncing
itu bernama Baruang Tongkonan atau biasa disebut Tongkonan, rumah adat orang
Toraja.
"Tongkon artinya duduk. Kata
'an' bisa dikatakan tempat," kata Andre, salah seorang warga Desa Tondon,
Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tongkonan adalah tempat orang di desa
untuk berkumpul, bermusyawarah, dan menyelesaikan masalah-masalah
adat. Tangannya lalu menunjuk ke arah Pegunungan Latimojong,
"Nenek moyang Orang Toraja dari sana, dan gunung. Dulu, Puang Matua
menurunkan tetaa-tetaa Toraja." Puang Matua artinya Sang Pencipta,
atau Maha Esa menurut orang Toraja yang menciptakan isi bumi seluruh isinya.
Menghadap Ke Utara Hampir semua rumah orang Toraja menghadap ke
arah utara. Hal ini merujuk Puang Matua berada di kepada dunia yaitu arah
utara. Menghadap ke arah Puang Matua berarti menghormati clan dipercaya selalu
akan mendapat berkah. Ketika penghuni menginjakkan kakinya di luar rumah, maka
seluruh hidupnya akan diserahkan kepada Puang Matua.
Tongkonan sendiri bentuknya adalah rumah panggung yang dibangun
dari kombinasi batang kayu dan lembaran papan. Kalau diamati, denahnya
berbentuk persegi panjang mengikuti bentuk praktis dari material kayu. Tidak
ada pelitur atau pernis, semuanya berasal dari kayu uru, sejenis kayu lokal
yang berasal dari Sulawesi. Kualltas kayunya cukup baik dan banyak dijumpal
dijumpal di daerah Toraja.
Ada tiga bagian dari Tongkonan; kolong (Sulluk Banua), bagan
(Kale Banua) dan atap (Ratiang Banua). Dilihat dari tampak samping, pembagian
ini nampak jelas darn pola struktur kayunya. Pada kolong nampak ruang kosong
dan tertutup pada bagian dindingnya yang sambungannya dari papan dengan
ketebalan sekitar 5-7 cm.
Pada bagian atap, bentuknya melengkung mirip tanduk kerbau. Di
sisi barat dan timur bangunan terdapat jendela kecil, tempat masuknya sinar
matahari dan aliran angin. Tongkonan mempunyai masing-masing kolom yang
berkumpu pada batu. Kolom utamanya menjadi penyangga struktur atap di sisi
ujungnya.
Tidak ada ketentuan khusus ukuran struktur kayu Tongkonan, semua
berdasarkan ketersediaan bahan baku kayu uru di pasaran. Pada Kale Banua yang
berfungsi sebagai tempat tinggal, lantainya terdiri dari lembaran papan yang
diperkuat dengan struktur lantai panggung.
Pada bagian ini mempunyai beberapa fungsi lain seperti ruang
istirahat tamu sekaligus ruang upacara syukuran yang berada di di sisi depan
dan sebagai ruang keluarga yang sekaligus digunakan sebagai ruang menempatkan
jenazah pada saat upacara pemakaman. Pada sisi belakang bangunan terdapat ruang
tidur bagi anggota keluarga
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tongkonan